http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/issue/feedJurnal Keperawatan2025-05-01T09:52:51+07:00Fera Yulifera.yuli@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Keperawatan</strong> merupakan salah satu jurnal terbitan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Insan Cendekia Medika yang berisi artikel-artikel tentang ilmu keperawatan.</p> <p><img src="/ojs/public/site/images/fera_ziya/COVER_BARU_JURNAL_PERAWAT2.jpg"></p>http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1422Literature Review : Dampak Penggunaan Dokumentasi Keperawatan Elektronik Terhadap Keselamatan Pasien2025-05-01T09:52:27+07:00Ita Bagus Argentinafera_syafil@gmail.comAchmad Ariyantoitabagus@gmail.comAna Zakiyahitabagus@gmail.com<p>Rekam medis elektronik merupakan suatu sistem yang memungkinkan penyimpanan data pasien secara digital, menggantikan metode tradisional berbasis kertas. Pelaksanaan dokumentasi keperawatan yang tidak sesuai standar menurunkan komunikasi antar tim dan berdampak negatif pada kualitas asuhan keperawatan. penggunaan EMR dengan dukungan faktor sistem informasi, sarana dan prasarana, serta kompetensi pengguna dalam melaksanakan dokumentasi elektronik sehingga menjadi strategi dalam mengurangi dampak merugikan dari penggunaan catatan keperawatan terhadap keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan rekam medis elektronik terhadap keselamatan pasien di rumah sakit menjadi sangat relevan dan penting. Penelitian ini menggunakan metode <em>literature review</em>. Pencarian literatur menggunakan panduan alur dari diagram prisma. Database online yang digunakan ada 2, yaitu <em>PubMed</em> dan <em>Google Scholar</em>. Kajian artikel dan jurnal penelitian yang dicari melalui penelusuran database online yang terbit tahun 2019-2024. Kriteria inklusi yang ditetapkan pada penelitian ini antara lain: 1) literature berbentuk jurnal ilmiah 2) sumber jurnal ilmiah pubMed dan google scholar, 3) jurnal ilmiah memiliki akses terbuka, 4) tahun publikasi jurnal ilmiah tahun 2019-2024, 5) pembahasan dalam jurnal meliputi rekam medis elektronik dalam meningkatkan keselamatan perawatan pasien. Sementara kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu semua hal yang tidak termasuk kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 5 artikel digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan studi kasus ini bahwa pendokumentasian berbasis elektronik berimplikasi terhadap peningkatan keselamatan pasien. Kajian ini menemukan wawasan baru yang komprehensif terkait dampak penggunaan dokumentasi keperawatan elektronik baik yang menguntungkan maupun merugikan dalam upaya menjaga keselamatan pasien. </p>2025-04-30T13:39:37+07:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1417Hubungan Penggunaan Sosial Media dengan Mekanisme Koping Remaja2025-05-01T09:52:33+07:00Warti Ningsihwarti.ns13@gmail.comKunaryanti Kunaryantikunaryanti5@gmail.comDeva Ika Puspita Wardanidevaika412@gmail.com<p>Remaja merupakan pengguna media sosial dengan intensitas tertinggi jika dibandingkan usia lainnya. Intensitas penggunaan media sosial tentu saja mempengaruhi mekanisme koping. Penggunaan media sosial dengan intensitas yang tidak tepat dapat menyebabkan remaja memiliki mekanisme koping yang maladaptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Mekanisme Koping Remaja di SMK Negeri 1 Sragen. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan penelitian korelasi dan pendekatan <em>cross sectional.</em> Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner yang terdiri dari 25 pernyataan untuk mengukur intensitas penggunaan media sosial, dan <em>Brief COPE Inventory </em>untuk mengukur mekanisme koping<em>. </em> Populasi penelitian ini sebanyak 1491 siswa di SMKN 1 Sragen. Teknik pengambilan sampel dengan <em>proportional stratified random sampling</em> didapatkan sampel sebanyak 94 responden. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan tahapan <em>editing</em>, <em>coding</em>, <em>entry data</em> dan <em>tabulating</em>. Selanjutnya data dianalisis menggunakan <em>chi-square.</em> Hasil penelitian menunjukkan intensitas penggunaan media sosial responden dikategorikan intensitas yang tinggi sebanyak 56 siswa (59,6%), sedangkan mekanisme koping responden dikategorikan mekanisme koping adaptif yaitu sejumlah 51 siswa (54,3%). Hasil analisa bivariat didapatkan intensitas media sosial tinggi dengan mekanisme koping adaptif sebanyak 38 responden (40,4%). Berdasarkan perhitungan uji <em>chi-square</em> didapatkan hasil p value yaitu 0,001 < α 0,005 artinya H1 diterima. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan media social berhubungan dengan mekanisme koping pada remaja.</p>2025-04-30T13:51:46+07:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1410Literature Review Penerapan Management Resiko pada Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit2025-05-01T09:52:36+07:00Ni Putu Sri Budianideniwahyuningsi031123@gmail.comDeni wahyuningsihdeniwahyuningsih1980@gmail.comAna Zakiyahdeniwahyuningsih1980@gmail.com<p>Proses manajemen risiko mencakup penilaian, identifikasi, dan pengaturan prioritas risiko yang dilakukan secara proaktif, bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dan risiko lain yang dapat mengancam keselamatan pasien dan tenaga kerja. Tujuan: Studi literatur ini bertujuan mengidentifikasi penerapan manajemen risiko pada pelayanan kesehatan rumah sakit . Metode: Pencarian artikel jurnal dilakukan pada 2 database jurnal, yaitu Google Scholar, PubMed. Terdapat 236 artikel yang didapatkan dalam proses pencarian jurnal dan 6 artikel yang memenuhi kriteria inklusi untuk dilakukan review lebih lanjut. Hasil: hasil review artikel menunjukan bahwa Manajemen risiko harus diterapkan dengan baik agar dapat meminimalkan potensi insiden yang berisiko terhadap keselamatan pasien. Elemen penting dalam implementasi manajemen risiko di rumah sakit meliputi pemahaman staf, kepemimpinan yang efektif, kebijakan strategis yang diterapkan oleh rumah sakit, serta keberadaan posisi yang bertanggung jawab atas program untuk menjamin kelancaran pelaksanaan manajemen risiko. Kesimpulan: Peningkatan efektivitas program manajemen risiko dapat dicapai melalui pengembangan kebijakan strategis dalam pelayanan kesehatan dan penunjukan individu yang bertanggung jawab atas program, sehingga program dapat dilaksanakan dengan efektif.</p>2025-04-30T13:55:59+07:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1452Bullying dengan Perilaku Self Injury pada Remaja2025-05-01T09:52:39+07:00Cahyani Revi Afikacahyanireri03@gmail.comEndang Yuswatiningsihcahyanireri03@gmail.comAfif Hidayatul Arhamcahyanireri03@gmail.comRickiy Akbaril Okta Firdauscahyanireri03@gmail.com<p>Berbagai kekerasan dalam perundungan remaja berdampak panjang hingga masa dewasa. Korban perundungan akan lebih berisiko untuk melakukan perilaku <em>self-injury</em> sebagai upaya mengakhiri hidup. Faktor penyebab <em>self-injury</em> yaitu faktor keluarga, faktor pengaruh biokimia, faktor pengaruh psikologis dan faktor kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan <em>bullying</em> dengan perilaku <em>self-injury </em>pada remaja. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang bersekolah di SMAN 1 Padangan sebanyak 306 responden. Sample yang digunakan adalah 15% dari total populasi sejumlah 46 responden yang diambil menggunakan teknik<em> stratified propo</em><em>rtional</em><em> random</em>. Variabel independen <em>Bullying</em> dan variabel dependen <em>Self-Injury</em> diukur menggunakan kuisioner. Pengolahan data melalui <em>editing, coding, scoring, tabulating </em>dan analisis statistik menggunakan uji <em>spearman rank </em>dengan <em>α </em><0,05. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel tabulasi silang hubungan <em>bullying</em> dengan <em>self-injury</em> pada remaja diketahui sebagian besar mengalami <em>bullying</em> dan <em>self-injury</em> tinggi sebanyak 23 responden (50%), dimana hasil uji <em>spearman rank </em>didapatkan nilai <em>p</em>= 0.000 < <em>α </em>= 0.05, artinya H1 diterima. Ada hubungan <em>bullying </em>dan perilaku <em>self-injury </em>pada remaja. Diharapkan peran guru baik guru mata pelajaran dan guru bimbingan konseling dapat memotivasi siswa/siswi agar lebih meningkatkan pemahaman tentang tanda-tanda <em>bullying</em> dan <em>self-injury</em> melalui edukasi, monitoring, konseling dan pelatihan psikologis.</p>2025-04-30T14:05:00+07:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1453Pendidikan Kesehatan Gizi terhadap Sikap Remaja Tentang Resiko Diabetes Mellitus Tipe 22025-05-01T09:52:41+07:00Ristiana Ristianaaffinna88@gmail.comDwi Prasetyaningatiaffinna88@gmail.comAfif Hidayatul Arhamaffinna88@gmail.comAgustina Mauntaurrohmahaffinna88@gmail.com<p>Sikap remaja tentang pola makan sehat dan risiko Diabetes Melitus Tipe 2 masih membutuhkan perhatian, meningkatnya resiko penyakit karena rendahnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat. Konsumsi makanan cepat saji yang tinggi dan aktivitas fisik yang rendah berkontribusi pada meningkatnya prevalensi obesitas dan penyakit tidak menular, termasuk Diabetes Melitus Tipe 2. Pendidikan kesehatan gizi merupakan komponen penting untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran remaja tentang pola makan sehat guna mencegah risiko Diabetes Melitus Tipe 2. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain <em>quasi- experimental,</em> Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan gizi, variabel dependen adalah sikap remaja tentang risiko Diabetes Melitus Tipe 2. Penelitian dilaksanakan pada 30 Oktober 2024 dengan Populasi penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tambakrejo, Desa Bakalan, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, dengan jumlah 240 siswa. Sampel penelitian ditentukan menggunakan rumus Slovin, menghasilkan 150 responden yang dipilih secara <em>propotional random sampling</em>. Pengukuran dilakukan dengan kuesioner, dan data dianalisis melalui proses <em>coding, editing</em>, tabulasi, serta <em>uji Wilcoxone</em> untuk menilai perubahan sikap remaja setelah intervensi. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan gizi, sikap negatif remaja sejumlah 81 responden (54%), sikap positif 69 responden (46%) sesudah diberikan pendidikan kesehatan gizi sikap negatif menurun 38 responden (25%) sikap positif remaja 112 responden (75%). Hasil analisa nilai p = 0,000 < α = 0,05 yang bermakna H1 diterima. Ada pengaruh pendidikan kesehatan gizi terhadap sikap remaja tentamg Risiko Diabetes Melitus Tipe 2. Guru kelas ataupun guru BK disarankan untuk aktif memberikan edukasi kesehatan tentang makanan berizi kepada siswa serta aktif melakukan pemantauan tentang status gizi para siswa.</p>2025-04-30T14:08:25+07:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1454Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 22025-05-01T09:52:44+07:00Ucik Indrawatiuchiehaura@gmail.comRickiy Akbaril Okta Firdausuchie_rasya@yahoo.comHindyah Ike Suhariatiuchie_rasya@yahoo.com<p>Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin yang disebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Relaksasi otot progresif dapat menurunkan kadar gula darah dan memiliki peran dalam mengelola sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang dapat menghambat proses glukogenesis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Metode penelitian ini menggunakan <em>quasy experiment with two group pre-test post -test design</em>. Sampel sebanyak 40 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi 20 responden dan kelompok kontrol 20 responden. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji <em>Paired T-test</em>. Hasil statistic dalam penelitian ini pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif yakni <em>p</em> = 0.002 dimana nilai tersebut kurang dari Alpha (< 0.05), yang berarti ada pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kadar glukosa darah. Kesimpulan relaksasi otot progresif berpengaruh terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: relaksasi otot progresif, kadar glukosa darah, diabetes mellitus tipe 2</p>2025-04-30T20:52:40+07:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1456Pengaruh Permainan Puzzle terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah2025-05-01T09:52:47+07:00Inayatur Rosyidahinrosyi@gmail.comIva Milia Hani Rahmawatiinrosyi@gmail.comAlfina Damayantiinrosyi@gmail.com<p>Pendahuluan: Perkembangan motorik halus pada anak memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Perkembangan motorik halus yang buruk pada anak jika tidak diatasi akan mempengaruhi proses perkembangan anak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh permainan puzzle terhadap perkembanagan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Muslimat 6 Tarbiyatul Athfal Sambong Dukuh, Jombang. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian menggunakan pra eksperimen dengan pendekatan one pre-post test design. Populasinya seluruh anak usia prasekolah di TK Muslimat 6 Tarbiyatul Athfal Sambong Dukuh, Jombang yang berjumlah 50 anak usia prasekolah menggunakan metode proposional random sampling dan didapatkan sampel 44 anak usia prasekolah. Variabel independent adalah permainan puzzle dan variable dependen adalah perkembanagan motorik halus. Pengumpulan data menggunakan SOP dan pengukuran DDST II pada aspek motorik halus. Pengolahan data meliputi editing, coding dan scoring. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus anak sebelum diberikan permainan puzzle adalah normal 16 anak (36,4%), suspect 21 anak (47,7%), untestable 7 anak (15,9%). Perkembangan motorik halus anak sesudah diberikan permainan puzzle adalah normal 34 anak (77,3%), suspect 10 anak (22,7%), untestable (0). Hasil uji Wilcoxon didapatkan p (0,000) lebih rendah dari ɑ (0,05) atau (p<ɑ), maka H₁ diterima. Kesimpulan: ada pengaruh permainan puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah di TK Muslimat 6 Tarbiyatul Athfal Sambong Dukuh, Jombang.</p>2025-04-30T21:00:14+07:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1461Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Menarche2025-05-01T09:52:49+07:00Dwi Prasetyaningatianitarahmawati15ugm@gmail.comAnita Rahmawatianitarahmawati15ugm@gmail.comRatna Mega Puspitaanitarahmawati15ugm@gmail.com<p><em>Menarche</em> merupakan tahapan penting dalam perkembangan reproduksi perempuan yang sering menimbulkan kecemasan, terutama pada anak yang belum siap secara mental. Tingkat kecemasan yang tinggi dapat mempengaruhi kesiapan dan kesejahteraan psikologis anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap tingkat kecemasan menghadapi <em>menarche</em>. Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan <em>one group pre-post test design</em>. Populasi pada penelitian adalah siswi kelas III, IV, V, dan VI yang belum mengalami <em>menarche</em> sebanyak 31 siswi. Sementara sampel pada penelitian ini adalah siswi kelas III,IV,V,VI yang belum mengalami menarche sebanyak 29 siswi yang diambil menggunakan <em>simple random sampling</em>. Variabel <em>independent</em> pendidikan kesehatan diukur dengan SAP. Variabel <em>dependen</em> tingkat kecemasan menghadapi <em>menarche </em>diukur dengan kuesioner <em>HARS. </em>Pengumpulan data <em>editing, coding, scoring, </em>dan<em> tabulating. </em>Analisis data menggunakan Uji <em>Wilcoxon</em> dengan alpha 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah cemas sedang 19 responden (65,5%). Tingkat kecemasan setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah cemas ringan 23 responden (79,3%). Hasil uji <em>Wilcoxon </em>didapatkan p (0,000) < α (0,05), maka H1 diterima. Kesimpulannya adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap tingkat kecemasan menghadapi <em>menarche</em>.</p> <p> </p>2025-04-30T21:06:05+07:00##submission.copyrightStatement##http://ejournal.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1462Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada Pasien Diabetes Mellitus Usia 45-64 Tahun2025-05-01T09:52:51+07:00Agus Muslimrickiyakbaril@gmail.comRickiy Akbaril Okta Firdausrickiyakbaril@gmail.com<p>Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang saat ini masih memiliki prevalensi tinggi. Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat penyandang diabetes mellitus. Seringkali penderita diabetes merasa depresi dengan penyakit yang diderita, sehingga tindakan untuk menekan depresi dibutuhkan yaitu seperti dukungan dari anggota keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan depresi pada pasien diabetes melitus usia 45-64 tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan <em>cross sectional.</em> Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien diabetes mellitus usia 45-64 tahun di Desa Darungan Pare Kediri dengan sebanyak 127 pasien. Penelitian dimulai dari bulan mei sampai dengan bulan juni 2024 dengan jumlah sampel 42 pasien, dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga, sedangkan variabel dependen adalah depresi. Pengumpulan data dengan cara kuesioner. Pengolahan data meliputi <em>editing, coding, scoring </em>dan <em>tabulating.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga pada pasien diabetes mellitus dalam kriteria baik (61,9%) dan depresi pada pasien diabetes mellitus berada pada tingkat <em>mild depression </em>(42,9%). Hasil uji <em>spearman rank’s </em>menunjukkan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari nilai <em>alpha</em> (0,05) dengan c<em>orrelation coefficient </em>-0,629 yaitu dalam kriteria berhubungan kuat. Tanda negatif berarti jika variabel independen naik maka variabel dependen turun. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada pasien diabetes mellitus usia 45-64 tahun. Dukungan keluarga yang baik maka nantinya dapat menekan depresi pada pasien diabetes mellitus.</p>2025-05-01T09:43:29+07:00##submission.copyrightStatement##